ISLAM NUSANTARA (kisah Mataram Islam)
Mataram islam
Dahulu kala
ada sebuah pulau yang amat indah bak surga dunia disana batu dan tongkat kayu
jadi tanaman, segala macam rempah-rempah, tumbuhan obat, dan sumber air mudah
dijumpai disana orang setempat menyebutnya dengan Pulau Jawa.
Pada abad 15 M
berdirilah sebuah kerajaan Mataram Islam di pesisir selatan pulau jawa yang
berdaulat dibawah naungan agama islam karena Rajanya meneguhkan kepercayaannya
pada agama Islam. Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja yang memimpin
kerajaan ini, selain sebagai raja sultan agung juga berdakwah menyebarkan agama
islam di tanah jawa dengan cara pendekatan dengan kesenian jawa dan mengirim
pendakwah untuk berdakwah didaerah tertentu.
Sultan agung
juga memiliki karamah bisa menuju ke tempat yang jauh hanya sekedipan mata hal
ini dibuktikan dengan seringnya beliau sholat jumat di Makkah dan juga beliau
sering melakukan ritual berdialog dengan wali dan raja-raja yang sudah
meninggal.
Orientasi
sultan agung dalam ajaran tasawwuf adalah kepada aliran sunni dan tasawwuf
falsafi yang dikembangkan oleh al hallaj beliau juga mengikuti tarekat
syattariyah yang dikembangkan di Indonesia oleh sunan gresik dan dan sunan
giri.
Dalam metode
berdakwah sultan agung meniru gaya sunan kalijaga yang pernah menjadi guru sultan
hadiwijaya dengan cara pertunjukan tari topeng, barongan, wayang kulit dan
menciptakan tokoh semar, gareng, petruk, bagong, togog, dan bilung.
Dalam kerajaan
mataram islam banyak diwarnai oleh ajaran ajaran dari sunan kalijaga dan sunan
boning karena sunan kali jaga merupakan murid dari sunan boning dan banyak
keturunan sunan kalijaga yang menjadi tokoh penting di kerajaan mataram islam
seperti halnya putri sunan kalijaga yang bernama dewi wretiswari yang bergelar
Nyi Mas Ratu Cempaka yang menikah dengan Kyai Rebo dan memiliki anak yang
bernama jaka tingkir yang kemudian memiliki cucu Sultan Agung Hanyaraksakusuma
yang merupakan raja paling masyhur sekaligus raja pertama kesultanan mataram
islam.
Komentar
Posting Komentar